Senin, 25 Maret 2019

Papua Barat

Papua Barat


Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Papua Barat
Bendera
Bendera
Lambang
Lambang
Semboyan: Cintaku Negeriku
West Papua in Indonesia.svg
Hari jadi4 Oktober 1999
Dasar hukumUU RI Tahun 1999 Nomor 45 dan PP Tahun 2007 Nomor 24
Ibu kotaManokwari
Area
 - Total luas99.671,63 km² km2
Populasi
 - Total1.368.092 Jiwa (2015)[1]
 - Kepadatan11.85 jiwa/km2
Pemerintahan
 - GubernurDominggus Mandacan[2]
 - WagubMohammad Lakotani
 - Ketua DPRDMahteos Selano
 - SekdaNathaniel Mandacan
 - Kabupaten12
 - Kota1
 - Kecamatan181
 - Kelurahan83
APBD
 - DAURp. 1.064.872.637.000.-
Demografi
 - EtnisSuku asli Papua (51.48%)
Pendatang (48.52%):
Jawa (14.77%)
Suku asal Maluku (10.47%)
Suku asal Sulawesi (7.97%)
Bugis (5.31%)
Makassar (2.26%)
Suku asal NTT (1.98%)
Minahasa (1.79%)
Batak (0.95%)
Tionghoa (0.32%)
Suku lainnya (2.70%)[3]
 - AgamaKristen Protestan (60.05%)
Islam (31.21%)
Katolik (8.36)%
Buddha (0.09%)
Hindu (0.08%)
Aliran Kepercayaan (0.01%)[4]
 - BahasaBahasa IndonesiaBahasa Inggris dan bahasa daerah.
Situs webwww.papuabaratprov.go.id
Afdeling ("bagian") West Nieuw-Guineapada masa Hindia Belanda
Peta Provinsi Papua Barat dengan kabupatennya
Papua Barat (disingkat Pabar) adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di ujung barat Pulau Papua. Ibukotanya adalah Manokwari. Nama provinsi ini sebelumnya adalah Irian Jaya Barat yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 45 Tahun 1999. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2007 tanggal 18 April 2007, nama provinsi ini diubah menjadi Papua Barat. Papua Barat dan Papua merupakan provinsi yang memperoleh status otonomi khusus. Provinsi Papua Barat, meski telah menjadi provinsi tersendiri, tetap mendapat perlakuan khusus sebagaimana provinsi induknya. Provinsi ini juga mempunyai KPUD sendiri dan menyelenggarakan pemilu untuk pertama kalinya pada tanggal 5 April 2004.

Batas Wilayah[sunting | sunting sumber]

UtaraSamudera Pasifik
SelatanLaut Banda
BaratProvinsi Maluku UtaraKepulauan Maluku
TimurProvinsi Papua

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Sejarah Papua Barat yang secara umum masuk dalam wilayah Papua atau yang dahulu dikenal dengan nama Irian Jaya sebelum kemerdekaan Indonesia kurang dibahas dalam buku-buku sejarah nasional untuk sekolah dasar sampai menengah, sehingga banyak yang tidak mengetahuinya. Sejarah Papua Barat dalam hal hubungannya dengan bangsa-bangsa lain yang mendiami Kepulauan Nusantara sangat penting, karena apabila kita berbicara mengenai sejarah Indonesia, kurang lengkap rasanya jika tidak membahas Papua, karena ternyata sejarah Papua semenjak wilayah tersebut dibicarakan dalam sejarah, selalu berkaitan dengan wilayah-wilayah lain di Nusantara yang akhirnya secara bersama-sama membentuk Negara Indonesia.
Sejarah Papua dalam kaitannya sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia sangatlah unik. Walaupun dinilai terlambat diakui oleh dunia internasional sebagai bagian dari NKRI, namun sebenarnya sejak awal penduduk Papua sudah merupakan “keluarga besar” penduduk yang mendiami wilayah Nusantara yang kemudian bergabung dan membentuk Negara Indonesia.
Pada masa kerajaan di wilayah Nusantara, Pemerintah Kerajaan Sriwijaya tercatat pernah mengirimkan burung-burung asli Papua yang waktu itu disebut Janggi kepada Pemerintah Kerajaan China.
Dari beberapa nama masa lalu yang diberikan untuk Papua ini, tampak jelas bahwa sejak daerah ini di kenal sejarah, sudah ada hubungan yang amat erat antara wilayah ini dengan wilayah-wilayah lain di Nusantara saat itu.
Nama lain dari Papua pada masa lalu adalah “Samudranta“, yang menunjukkan bahwa daerah Papua telah di kenal oleh masyarakat pemakai bahasa Sansekerta yang bermukim di wilayah kepulauan Indonesia, baik dalam pengertian geo-politik maupun sosial ekonomi. dan budaya dalam arti luas. Ramandey menulis bahwa pada abad pertama Masehi pengaruh Hindu dan India telah tersebar di seluruh Nusantara saat itu dan tidak hanya terbatas di Jawa dan Sumatra saja tetapi juga menyebar sampai ke timur termasuk Papua. Mungkin saja yang disebut “Pulau Ujung Samudranta “ itu adalah Pulau Nieuw Guinea. Rupanya pelaut-pelaut India telah sampai kesini, karena terbukti dari catatan-catatan dari orang India yang menyebut Irian itu Samudranta, yang berarti pulau diujung lautan. Ada besar kemungkinan mereka sudah berlayar sampai di daerah ini.”
Bila hal itu dihubungkan dengan Kerajaan Sriwijaya besar kemungkinan bahwa penamaan itu diberikan oleh kerajaan maritim itu, yang merupakan indikasi bahwa pulau Irian juga telah berada di bawah kontrol kekuasaannya.
Pada abad ke-13 seorang musafir Cina bernama Chau Yu Kua menulis bahwa di Kepulauan Indonesia terdapat satu daerah bernama Tung-ki yang merupakan bagian dari suatu negara di Maluku. Tung-ki adalah nama Cina untuk Janggi atau Irian.
Pada masa Kerajaan Majapahit (1293 – 1520), Kitab Negara Kertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca juga secara eksplisit menyebutkan wilayah Papua sebagai bagian dari Kerajaan Majapahit.
Setelah kedatangan bangsa Eropa, yaitu pada tahun 1660, sebuah perjanjian disepakati antara Tidore dan Ternate di bawah pengawasan Pemerintah Hindia Timur Belanda yang menyatakan bahwa semua wilayah Papua berada di wilayah kekuasaan Kesultanan Tidore. Perjanjian ini menunjukkan bahwa pada awalnya Pemerintah Belanda sebenarnya mengakui Papua sebagai bagian dari penduduk di kepulauan Nusantara.
Sebelum Perang Dunia II, Pemerintah Hindia Belanda menempatkan Papua dan para penduduknya di bawah Provinsi Maluku dengan Ambon sebagai ibukota pemerintahan. Menyatunya Papua dengan wilayah lain di Nusantara dipertegas dengan peta Pemerintah Belanda tahun 1931 yang menunjukkan bahwa wilayah colonial Belanda membentang dari Sumatra di sebelah barat sampai Papua di sebelah Timur. Papua juga tidak pernah disebutkan terpisah dari Hindia Belanda. Fakta ini menunjukkan bahwa berdasarkan sejarah, Papua merupakan bagian dari bangsa-bangsa di kepulauan Nusantara yang akhirnya membentuk Negara Indonesia.
Kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan pernyataan kemerdekaan seluruh wilayah bekas Hindia Belanda menjadi Negara Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.

Wilayah[sunting | sunting sumber]

Wilayah provinsi ini mencakup kawasan kepala burung pulau Papua dan kepulauan-kepulauan di sekelilingnya. Di sebelah utara, provinsi ini dibatasi oleh Samudra Pasifik, bagian barat berbatasan dengan provinsi Maluku Utara dan provinsi Maluku, bagian timur dibatasi oleh Teluk Cenderawasih, selatan dengan Laut Seram dan tenggara berbatasan dengan provinsi Papua. Batas Papua Barat hampir sama dengan batas Afdeling ("bagian") West Nieuw-Guinea ("Guinea Baru Barat") pada masa Hindia Belanda. Provinsi ini dibagi dalam beberapa kabupaten dan Kota.
No.Kabupaten/KotaPusat pemerintahanBupati/Wali KotaLuas Wilayah
(km2)[5]
Jumlah
Penduduk[5]
DistrikKelurahan/kampungLogo
Coat of arms of West Papua.svg
CiutkanPeta
Lokasi
1Kabupaten FakfakFakfakMohammad Uswanas14.320,0084.692177/142
Lambang Kabupaten Fak-fak.gif
2Kabupaten KaimanaKaimanaMatias Mairuma16.241,8461.37072/84
Lambang Kabupaten Kaimana.jpg
3Kabupaten ManokwariManokwariDemas Paulus Mandacan3.186,28185.61599/164
Lambang Kabupaten Manokwari.jpg
4Kabupaten Manokwari SelatanRansikiMarkus Waran2.812,4434.0096-/57
Logo Kabupaten Manokwari Selatan.jpg
5Kabupaten MaybratKumurkekBernard Sagrim5.461,6941.431241/259
Lambang Kabupaten Maybrat, Papua Barat.jpg
6Kabupaten Pegunungan ArfakAnggiYosias Saroy2.773,7436.81810-/166
Lambang Kabupaten Pegaf.jpg
7Kabupaten Raja AmpatWaisaiAbdul Faris Umlati8.034,4462.861244/117
Lambang Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat.gif
8Kabupaten SorongAimasJohny Kamuru6.544,23118.9853026/226
Lambang Kabupaten Sorong.jpg
9Kabupaten Sorong SelatanTeminabuanSamsudin Anggiluli6.594,3157.676152/121
Lambang Kabupaten Sorong Selatan.png
10Kabupaten TambrauwFefGabriel Assem11.529,1828.97829-/216
Lambang Kabupaten Tambrauw, Papua Barat.png
11Kabupaten Teluk BintuniBintuniPetrus Kasihiw20.840,8376.932242/115
Teluk Bintuni.jpg
12Kabupaten Teluk WondamaRasieiBernadus A. Imburi3.959,5341.304131/75
Lambang Kabupaten Teluk Wondama.png
13Kota Sorong-Lamberthus Jitmau656,64275.6181052/-
Lambang Kota Sorong.jpg

Perlengkapan Daerah[sunting | sunting sumber]

Lambang[sunting | sunting sumber]

Lambang Daerah berbentuk Tameng /Perisai melambangkan pertahanan dengan warna utama Kuning, Biru, Merah dan Hijau. Sedangkan warna pendukung Hitam dan Putih, di dalamnya terdapat unsur-unsur lambang dan tulisan Papua Barat, serta didesain dengan Pita berwarna Kuning dengan tulisan ”Cintaku Negeriku”.
Lambang Daerah terdiri dari 8 (delapan) bagian dengan rincian sebagai berikut :[6]
  1. Bintang berwarna putih bermakna Ketuhanan Yang Maha Esa dan cita-cita serta harapan yang akan diwujudkan.
  2. Perisai dengan warna dasar biru bersudut lima bermakna bahwa Provinsi Papua Barat berasaskan Pancasila yang mampu melindungi seluruh rakyat.
  3. Leher dan Kepala Burung Kasuari menghadap ke kanan dalam bidang lingkaran hijau bermakna bahwa Provinsi Papua Barat secara geografis terletak di wilayah leher dan kepala burung pulau Papua, sekaligus memiliki filosofi ketangguhan, keberanian, kekuatan dan ketahanan dalam menghadapi tantangan pembangunan pada masa depan serta berkeyakinan bahwa dengan semangat persatuan dan kesatuan, kesinambungan pembangunan mewujudkan masa depan yang cerah.
  4. Menara Kilang dengan semburan api berwarna merah bermakna bahwa Papua Barat memiliki kekayaan bahan tambang yang melimpah.
  5. Pohon dan ikan bermakna bahwa Provinsi Papua Barat juga memiliki Sumber Daya Hutan dan Sumber Daya Laut yang berpotensi untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.
  6. Sepasang pelepah daun sagu, masing-masing pelepah bagian kanan terdiri 12 (duabelas) pasang anak daun sagu dan pelepah bagian kiri terdiri 10 (sepuluh) pasang anak daun yang diikat oleh dua angka sembilan bermotif ukiran karerin budaya papua, bermakna bahwa Provinsi Papua Barat dibentuk pada tanggal 12 Oktober 1999 sebagai Provinsi ke-2 di Tanah Papua dan ke-31 di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sagu merupakan makanan pokok masyarakat Provinsi Papua Barat yang melambangkan kesejahteraan dan Kemakmuran.
  7. Bidang hijau yang diapit 3 (tiga) bidang biru bermakna kesatuan teka dan perjuangan dari 3 (tiga) unsur, yaitu Pemerintah, Rakyat/Adat, dan Agama mewujudkan keberadaan Provinsi Papua Barat.
  8. Pita berwarna kuning bertuliskan “Cintaku Negeriku” berwarna hitam bermakna filosofis perjuangan seluruh komponen masyarakat untuk mempertahankan keberadaan Provinsi Papua Barat dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Geografi[sunting | sunting sumber]

Gunung[sunting | sunting sumber]

  • Pegunungan Arfak (2.940 m) di Kabupaten Manokwari
  • Pegunungan Fak- Fak di Kabupaten Fak-Fak
  • Gunung Fudi (1.280 m) di Kabupaten Fak-Fak
  • Pegunungan Kumafa di Kabupaten Fak-Fak
  • Gunung Kwoko (3.000 m) di Kabupaten Sorong
  • Pegunungan Tamarau, di Kabupaten Sorong
  • Gunung Togwomeri (2.680 m) di Kabupaten Manokwari
  • Gunung Wasada (1.070 m) di Kabupaten Manokwari
  • Gunung Wiwi (1.130 m) di Kabupaten Manokwari

Danau[sunting | sunting sumber]

  • Danau Ayamaru di Kabupaten Maybrat
  • Danau Anggi Giji di Kabupaten Pegunungan Arfak
  • Danau Anggi Gita di Kabupaten Pegunungan Arfak
  • Danau Yamur di Kabupaten Manokwari
  • Danau Yawasi di Kabupaten Sorong

Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Daftar gubernur[sunting | sunting sumber]

NoFotoNamaMulai JabatanAkhir JabatanMasaKet.Wakil
AO Atururi.gifAbraham Octavianus Atururi
(Pejabat Gubernur)
2003
23 Juli 2005
[ket. 1]
Tidak Ada
Timbul Pudjianto.jpgTimbul Pudjianto
(Pelaksana Tugas)
23 Juli 2005
24 Juli 2006
[ket. 2]
1
AO Atururi.gifAbraham Octavianus Atururi
24 Juli 2006
24 Juli 2011
1
[ket. 3]
Rahimin Katjong
Tanribali.jpgTanribali Lamo
(Pejabat Sementara)
25 Juli 2011
16 Januari 2012
[ket. 4]
Tidak Ada
(1)
AO Atururi as Governor of West Papua, Second period.jpgAbraham Octavianus Atururi
17 Januari 2012
17 Januari 2017
2
[ket. 5]
Rahimin Katjong
(2012–15) 
Irene Manibuy
(2015–17)
 Nathaniel Mandacan
11 Januari 2017
30 Januari 2017
[ket. 6]
Tidak Ada
Eko Subowo, Plt. Dirjen Adwil 2016.jpgEko Subowo
30 Januari 2017
12 Mei 2017
[ket. 7]
Tidak Ada
2
Dominggus Mandacan, 2016.jpgDominggus Mandacan
12 Mei 2017
Petahana
3
Mohamad Lakotani
  1. ^ Atururi ditunjuk sebagai pejabat gubernur pada bulan November 2003 setelah Provinsi Irian Jaya Barat resmi dibentuk sebagai hasil pemekaran dari Provinsi Papua. Ia kemudian mengundurkan diri untuk ikut dalam pemilihan kepala daerah
  2. ^ Pelaksana Tugas (Plt.) Gubernur Papua Barat
  3. ^ Berpasangan dengan Drs. Rahimin Katjong, M.Ed. sebagai Wakil Gubernur Papua Barat
  4. ^ Pejabat Sementara (Pjs.) Gubernur Papua Barat
  5. ^ Periode kedua
  6. ^ Sebagai pelaksana tugas Gubernur Papua Barat[7]
  7. ^ Sebagai pelaksana tugas Gubernur Papua Barat[8]

Potensi[sunting | sunting sumber]

Provinsi ini mempunyai potensi yang luar biasa, baik itu pertanian, pertambangan, hasil hutan maupun pariwisata. Mutiara dan rumput laut dihasilkan di kabupaten Raja Ampat sedangkan satu-satunya industri tradisional tenun ikat yang disebut kain Timor dihasilkan di kabupaten Sorong Selatan. Sirup pala harum dapat diperoleh di kabupaten Fak-Fak serta beragam potensi lainnya. Selain itu wisata alam juga menjadi salah satu andalan Irian Jaya Barat, seperti Taman Nasional Teluk Cenderawasih yang berlokasi di kabupaten Teluk Wondama. Taman Nasional ini membentang dari timur Semenanjung Kwatisore sampai utara Pulau Rumberpon dengan panjang garis pantai 500 km, luas darat mencapai 68.200 ha, luas laut 1.385.300 ha dengan rincian 80.000 ha kawasan terumbu karang dan 12.400 ha lautan.
Disamping itu baru-baru ini, ditemukan sebuah gua yang diklaim sebagai gua terdalam di dunia oleh tim ekspedisi speologi Prancis di kawasan Pegunungan Lina, Kampung Irameba, Distrik Anggi, Kabupaten Manokwari. Gua ini diperkirakan mencapai kedalaman 2000 meter. Kawasan pegunungan di Papua Barat masih menyimpan misteri kekayaan alam yang perlu diungkap.

Gereja[sunting | sunting sumber]

Papua barat memiliki rencana membangun gereja, di antaranya:

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Papua Barat Dalam Angka 2016
  2. ^ "Dominggus Mandacan dan Mohammad Lakotani Pimpin Provinsi Papua Barat". 2017-03-16. Diakses tanggal 2017-04-09.
  3. ^ "Kewarganegaraan, Suku, Agama, Bahasa 2010" (PDF)www.bps.go.id. Diakses tanggal 15 Juni 2018.
  4. ^ "Papua Barat Dalam Angka 2016"
  5. ^ a b "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diakses tanggal 5 Desember2018.
  6. ^ http://irjabar.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Provinsi-Papua-Barat-Dalam-Angka-2014.pdf
  7. ^ "Sekdaprov jadi Plt. Gubernur Papua Barat"Papuakini. 17 Januari 2017. Diakses tanggal 16 Februari 2017.
  8. ^ "Tjahjo Kumolo Melantik Drs. Eko Subowo, MBA Sebagai Plt. Gubernur Papua Barat"Kantor Perwakilan Provinsi Papua Barat. 2 Februari 2017. Diakses tanggal 13 Februari 2017.